CaféNet “Dalam Kegelapan Ada Seberkas Cahaya"

CaféNet “Dalam Kegelapan Ada Seberkas Cahaya"

CYBER88 | Cilegon — Banyak orang menganggap kemanusiaan sebagai amal. Padahal, kemanusiaan adalah tanggung jawab. Di halaman parkir timur Pasar Blok F Cilegon, berdiri sebuah kedai kopi yang kami namakan CafeNet dengan menggunakan sebuah kontainer dan beberapa tenda. Tak perlu lama untuk menyadari bahwa ini merupakan tempat yang spesial karena setiap malam minggu dihibur oleh DisNet Band sebuah kelompok anak muda tunanetra yang piawai bermain musik, dan pembuat kopinya pun merupakan penyandang disabilitas.

Inilah CafeNet (Cafe Tunanetra), sebuah café bertema kemanusiaan yang dirintis oleh pembina dan pengurus Persatuan Tunanetra Indonesia Kota Cilegon. Ide Bayu Panatagama (Pembina) yang terkubur lama telah memupuk passion di bidang kemanusiaan. Mempelajari marketing dan kewirausahaan dengan konsep socioprenuership, keinginan bersama untuk terjun ke dunia socio-entrepreneurship dan membantu penyandang disabilitas. 

Kehadiran CafeNet Pertuni, diharapkan turut mewarnai tren kemunculan UMKM di Kota Cilegon. CafeNet menegaskan bahwa penyandang disabilitas sensorik, khususnya tunanetra, tak hanya terampil dalam bidang pijat atau bermusik saja. Mereka juga punya kans untuk menjadi seorang usahawan.

Landasan atau konsep pendiriannya CafeNet adalah socioprenuership. sociopreneur adalah seseorang yang berusaha menggunakan berbagai cara bisnis untuk mengatasi masalah bersama. Jika bisnis pada umumnya berusaha mengejar profit setinggi-tingginya. Namun, berbeda dengan sociopreneurship.

Sociopreneurship memiliki jauh lebih menekankan pada unsur isu sosial daripada keuntungan semata. Namun, bukan berarti sociopreneurship mengabaikan keuntungan. Sociopreneurship tetap menghasilkan profit. Namun, profit tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk membuat sebuah aksi positif daripada keuntungan pribadi.

I believed in the idea, man jadda wajada adalah "Barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mencapai tujuannya" itu motto kami. Tidak asal eksekusi, proses research dan brainstorming kami panjang sampai akhirnya memiliki konsep yang firm, approved, tested, dan in syaa Allah bisa launching dalam waktu yang tidak terlalu lama (saat ini sedang diujicobakan).

Menciptakan Kota Cilegon yang Lebih Inklusif salah satu tantangan adalah dalam membangun kepercayaan masyarakat disabilitas. Merekalah yang harus reach out dan beradaptasi. Dalam proses tersebut, kita dekatkan mereka ke komunitas-komunitas disabilitas untuk berhimpun bersama, kedepan kita berharap mereka semakin akrab dengan teman-teman tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan lainnya. Kita mendahulukan high-spirit. Ternyata membuktikan betapa banyaknya kaum disabilitas yang menganggur, CafeNet adalah salah satu solusi.

Penulis : Bayu Panatagama

Komentar Via Facebook :