Latih Kesiapsiagaan Kodim Cilegon, Korem 064 Maulana Yusuf Gelar Simulasi Bencana Tsunami di Pantai Mabak

CYBER88 | Cilegon – Berada di lokasi yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda dan perbatasan lempeng bumi, Kota Cilegon berisiko tinggi terdampak tsunami akibat gempa tektonik maupun vulkanik.
Atas hal tersebut, Korem 064 Maulana Yusuf di bawah pimpinan Brigjen TNI Fierman menginisiasi program pelatihan penanggulangan bencana alam dengan mengusung tema "Operasi Bantuan TNI kepada Pemerintah Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Terjadinya Bencana Alam", yang juga melibatkan Kodim 0623 Cilegon, Pemerintah Kota Cilegon bersama Tagana, BPBD, Damkar, Satpol PP, Dinsos, serta Kepolisian.
Pantai Mabak Merak dan Lapangan Mekarsari di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, menjadi lokasi yang dipilih pada kegiatan simulasi tersebut yang dilakukan selama sepekan sejak Senin (24/6) hingga Sabtu (29/6).
Saat diwawancara, Fierman menjelaskan, bahwa pelatihan ini diskenariokan terjadi letusan Gunung Anak Krakatau yang kemudian disimulasikan terjadi tsunami. Sesuai dengan cerita ini, yang terdampak adalah wilayah Merak.
Dirinya menyebut, Korem sebagai penyelenggara di latihan ini untuk melhatih Kodim Cilegon. Sebab, dampak dari bencana ini hanya bisa ditangani Kodim Cilegon bersama Pemerintah Kota Cilegon.
"Posisi kodim Cilegon adalah sebagai satuan tugas yang mengakomodir seluruh sumber daya yang ada di Cilegon untuk menanggulangi bencana tersebut," ungkap Danrem 064 Maulana Yusuf.
Fierman juga mengatakan, kegiatan ini menggunakan 2 metode, yakni Gladi Posko dan Gladi Lapang. Gladi Posko merupakan pelatihan bagaimana mekanisme prosedur hubungan instansi secara vertikal dan horizontal, yang mana dilakukan pada 3 hari pertama. Gunanya, untuk membagi tugas siapa dan berbuat apa dengan SOP Masing-masing.
Kemudian, Dilakukan Gladi Lapang selama 2 hari untuk menguji seberapa efektif metode yang digunakan saat Gladi Posko. Hasilnya, akan dilakukan evaluasi pada hari keenam.
Letkol. Inf. Aryo Priyoutomo, Dandim 0623 Cilegon menambahkan, bahwa dalam menanggulangi bencana, kita tidak bisa sendirian. Diperlukan adanya kolaborasi dan kerjasama antar-instansi sesuai tupoksinya agar penanggulangan dapat dilakukan secara efektif.
"Meskipun secara praktiknya tidak mendetail, diharap pemerintah memiliki bayangan (gambaran akan prosedur penyelamatan)," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Helldy Agustian selaku Walikota Cilegon mengatakan, selain dinas terkait, pihak Pemkot juga telah mengapresiasi RT-RW dengan menaikkan insentif agar dapat menjadi garda terdepan pemerintah untuk berperan aktif secara langsung terhadap masyarakatnya saat kondisi genting.
Sebab menurutnya, selain bencana alam, Cilegon juga berpotensi menghadapi bencana industri dan bencana alam yang mengakibatkan bencana industri. Hal ini dikarenakan terdapat 60 industri besar di pesisir pantai Cilegon, yang mana 49,5% di antaranya merupakan industri kimia dasar.
Komentar Via Facebook :