SMPN 8 Cilegon Sebagai Sekolah Penggerak Terus Ciptakan Inovasi 

SMPN 8 Cilegon Sebagai Sekolah Penggerak Terus Ciptakan Inovasi 

CYBER88 | Cilegon — SMPN 8 Cilegon merupakan salah satu sekolah menengah pertama di Kota Cilegon  yang menjadi sekolah penggerak. Sekolah yang jauh diperbatasan ini kini dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat Kota Cilegon dalam pendidikan putra putrinya.

Suasana sekolah yang jauh dari keramaian, udara yang masih bersih dinilai dapat membuat konsentrasi belajar tidak terganggu. Hanya saja fasilitas kendaraan umum yang menuju sekolah itu yang belum memadai. Harus menggunakan kendaraan pribadi.

Di jumpai di sela kegiatan, Yosie Kristin Pandriyani sebagai kepala sekolah   memaparkan terkait PPDB di sekolah yang dipimpinnya.

"PPDB yang dilaksanakan di SMPN 8 ini sedikit berbeda dengan SMPN yang lain di Kota Cilegon. Kami membuka pendaftaran offline dan online, offline yang dimaksud adalah, kami terima data siswa secara offline dan kami tim panitia membantu mereka untuk mendaftarkan online nya. Mengapa demikian?Karena masyarakat disini belum banyak yang mengenal digital atau belum mengerti bagaimana mekanisme mendaftar online jadi kami tim tergerak untuk membantu, " jelas Yosie.

Di tahun ini SMPN 8 Cilegon membuka 7 rombell. SMPN 8 juga menerima peserta didik diluar Kota Cilegon karena lokasi sekolah berada di perbatasan Kabupaten Serang.

Yosie juga menjelaskan bahwa untuk MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) tim sudah di siapkan sesuai juknis, menerapkan kurikulum merdeka, di tambah dengan inovasi yang dapat pengembangan soft skil dan life skil di mulai dengan bagaimana bagaimana berkomunikasi, bekerjasama, hingga mengeksplorasi minat dan bakatnya. Bagaimana anak  dapat terlihat bakat dan kemampuan anak sejak awal pembelajaran sehingga dapat lebih mudah di arahkan.

"Kita coba dengan penanaman karakter di sesuaikan dengan situasi sekolah, tanpa meninggalkan digitalisasi. Untuk Life skil Kita akan memanfaatkan lahan yang ada dengan bercocok tanam, hidroponik dan pemeliharaan ikan. Untuk soft skil kita bisa arahkan di keagamaan, seni budaya dan lainnya. Sehingga kita bisa mengarahkan sesuai bakat dan kemampuan anak sejak awal tentunya dengan
di kombinasikan dengan digitalisasi." Jelasnya.

Yosie berharap banyak untuk siswa baru,
" Dengan kuantitas sesuai target bagaimana mereka kita kemas menjadi pribadi-pribadi yang berprestasi menjadi jawara-jawara Cilegon. Apapun yang mereka miliki itu menjadi hal untuk mereka berprestasi. Kecil tapi bermakna."

Komentar Via Facebook :