Anthon Charliyan Minta Penutupan Mesjid-Mesjid Besar Selama PPKM Darurat Jangan Dipolitisir 

Anthon Charliyan Minta Penutupan Mesjid-Mesjid Besar Selama PPKM Darurat Jangan Dipolitisir 

CYBER88 |Tasikmalaya -- Terkait penutupan tempat ibadah, selama diterapkannya PPKM Darurat Jawa Bali dari 3-20 Juli mendatang yang menuai pro dan kontra, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Charliyan, MPKN, angkat bicara.

Menururut pria yang kerap disapa Abah Anton ini “Pro kontra itu adalah hal wajar. Ia mengatakan, kalau soal penutupan tempat ibadah selama PPKM Darurat tersebut, setelah saya membaca point – pointnya, ternyata bukan hanya masjid dan mushola saja, tapi juga gereja, pura, wihara dan kelenteng, serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah ditutup sementara.

Adanya penutupan beberapa mesjid saat ini sifatnya hanya sementara, hanya dimasa PPKM saja, “Katanya.  

"Itupun juga tidak semua mesjid ditutup, hanya beberapa masjid-masjid tertentu saja yang besar yang diperkirakan jamaahnya plural heterogen, yang berpotensi terjadinya kerumunan besar dari berbagai kalangan yang beragam. 

Bahkan yang dari luar kota yang dianggap rawan bisa menularkan virus-virus, seperti di Masjid Agung Sumedang, banyak pengurusnya meninggal terkena Covid",terang Abah Anton. 

Kata dia, puluhan ribu masjid kampung atau lokal yang ada di sekitar Masjid Agung Sumedang itu tetap boleh buka.

"Sekali lagi tetap boleh dibuka, “tandasnya.

Kita semua tahu sholat di masjid fardhu kipayah. Jaga kesehatan juga termasuk fardhu ain. Jika ada sebagian umat yang belum bisa sholat di Masjid Agung, tidak perlu ribut, kita bisa cari masjid kampung yang tidak dilarang", Jelasnya, melanjutkan.

Meski demikian, harus tetap dengan prokes yang ketat, imbuhnya. 

“Saya pribadi kemarin Shalat Jum’at di mesjid kampung di belakang rumah tidak ditutup. Sholat jamaah di masjid kampung tidak ada yang melarang, "Ucapnya

"Rumah saya di pusat Kota Tasikmalaya di Panglayungan Simpang Lima. Silahkan jika ada yang mau sholat berjamaah datang ke Masjid Simpang Lima Panglayungan, Insya Allah buka 24 jam/hari, “Ajaknya. 

Apalagi, Kata Abah Anton, yang di kampung saya di Batu Mahpar Kampung Pangkalan, juga di Tegal Munding Desa Sukamulih, masjid tidak ada satupun yang ditutup, sama buka 24 jam/ hari. 

Mohon maaf, masjid- masjid yang dilokalisir pun hanya beberapa masjid saja, dari ribuan masjid yang ada, "Cetusnya.

Mantan Kadiv Humas Polri ini menekankan, kebijakan itupun hanya sementara karena akhir-akhir ini lonjakan orang terpapar Covid-19 sangan signifikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga umat dari penyakit. 

Ikhtiar menjaga umat dari kerusakan agar tidak tertular virus corona, menjaga kesehatan pun, sehat lagi termasuk kategori fardhu ain dalam agama dan Jika memang mau niat ibadah di rumahpun sangat bisa untuk berjamaah. “Tuturnya.
 
Pria yang kerap berbusana Sunda ini menambahkan, Katanya, untuk diketahui bersama bahwa KA’BAH yang merupakan kiblatnya seluruh masjid di dunia, demi mencegah Covid-19 ini, sampai hari ini masih ditutup oleh Pemerintah Arab Saudi, tapi masyarakat Arab Saudi sadar dan faham tidak ribut seperti di Indonesia.

Lalu apakah ketika Pemerintah Saudi menutup KA’BAH sehingga masyarakat dunia tidak bisa thawaf yang pahalanya ribuan kali shalat, sebagai sebuah bentuk kedzoliman?

"Mohon maaf sekali, masalah ini jangan dipolitisir dan dibesar – besarkan yang tujuannya hanya untuk menyudutkan pemerintah, agar umat Islam benci dengan pemerintahnya sendiri, "tegas Abah Anton.

"Padahal banyak solusi yang sangat sederhana yang bisa kita kakukan untuk atasi masalah ibadah ini, "pungkasnya. [red]

Komentar Via Facebook :