Rekind Ajak PMKRI Siapkan SDM Untuk Memperkuat Ketahanan Energi Indonesia

CYBER88 | Kendari – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) menggelar National Energy Conference (NEC) 2023, dengan tema "Memperkuat Ketahanan Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan" di Hotel Azizah Kota Kendari, Kamis (14/9).
Agenda ini dihadiri oleh beberapa tokoh Nasional yang menjadi pembicara dalam konferensi, di antaranya Restu Hapsari, Komisaris PT Rekayasa Industri (Rekind); Irto Ginting, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga; Moch. Andi Achaminoerdin, GM PT PLN Sulselrabar; Dr. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC); Polda Sultra yang diwakili oleh Ditreskrimum, Lembaga Cipayung Plus Sultra dan Kota Kendari, Badan Eksekutif Mahasiswa kampus sekota Kendari, serta tamu undangan lainnya.
Ketua Presidium PP PMKRI Tri Natalia Urada dalam pembukaan acara menyampaikan bahwa isu ketahanan energi dan pengelolaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan pembangunan dan ketahanan nasional Indonesia yang perlu menjadi perhatian kita bersama.
Dia juga menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam upaya menggali dan mengoptimalkan potensi energi baru dan terbarukan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan energi yang berkelanjutan, diperlukan adanya kolaborasi untuk menggali potensi-potensi energi baru dan terbarukan serta mengoptimalkan penggunaanya untuk pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat Indonesia," sebutnya.
Sementara, Komisaris Rekind Restu Hapsari menegaskan, terkait ketahanan energi dan kedaulatan energi harus dimulai dari komitmen penuh dari seluruh stakeholder industri strategis nasional.
Restu menyebutkan, ketahanan energi nasional didasarkan pada 4 indikator yakni ketersediaan sumber energi, kemudahan akses, keterjangkauan harga dan pasokan, dan penggunaan energi ramah lingkungan.
“Energi terbaharukan merupakan salah satu aspek pendukung ketahanan energi nasional. Selain itu, peningkatan konsumsi energi terbaharukan akan meningkatkan ketahanan energi Indonesia dalam jangka panjang dan upaya ini selaras dengan komitmen dunia dalam menekan laju emisi,” ujar Restu.
Restu menjelaskan, ketahanan energi Indonesia menempati peringkat ke-58 dari 127 negara sehingga, di sini pentingnya kehadiran Perusahaan EPC yang handal untuk mewujudkan pembangunan industri bersih melalui energi terbaharukan di Indonesia.
“Perusahaan EPC memiliki peranan penting dalam menggerakkan kemajuan industri negara utamanya bagi peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” paparnya.
Dirinya juga mengimbau agar PMKRI mempersiapkan generasi muda berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 melalui peningkatan potensi SDM agar bisa memasuki penguasaan teknologi yang sejalan dengan kebutuhan zaman, khususnya di bidang energi masa depan.
“Berbagai potensi sumber energi masa depan sudah di depan mata untuk dikembangkan dan Indonesia harus siap dengan teknologinya. PMKRI perlu bergerak aktif melalui pembinaan dan persiapan SDM kader menyambut Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kilianus Paliling, Ketua Lembaga Energi dan SDA PP PMKRI menyampaikan bahwa National Energy Conference merupakan langkah konkret PMKRI dalam berkontribusi pemikiran untuk memperkokoh ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.
"PMKRI sebagai organisasi yang basisnya adalah kaum intelektual, mengambil peran dalam menggaungkan isu Ketahanan Energi untuk masa depan berkelanjutan, dengan menggandeng berbagai stakeholder. Salah satu wujud konkretnya dengan kegiatan Konferensi Energi Nasional ini. Kita bersama-sama menggali ide-ide dan gagasan untuk kemudian memberikan masukan kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan berkaitan dengan Ketahanan Energi nasional yang berkelanjutan," jelas Kili.
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih sangat tergantung pada energi fosil yang terbatas dan tidak ramah lingkungan. "Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini ketergantungan Indonesia terhadap energi hasil fosil masih sangat tinggi kurang lebih 80 persentasenya. Kita juga ketahui bahwa energi fosil merupakan energi unrenewable yang menyumbang emisi gas karbon sangat besar," tandasnya.(Yogen)
Komentar Via Facebook :