Tanpa Dana, SDN Cibabat Mandiri 2 Kenalkan Permainan Tradisional dengan Kreativitas Memanfaatkan Peralatan Seadanya
.jpg)
CYBER88 l CIMAHI – Untuk menanamkan nilai kearifan lokal sejak dini, sebuah sekolah di Cimahi menggelar kegiatan pengenalan permainan tradisional kepada para siswanya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di semester ini, dengan tema utama pengenalan kearifan lokal.
"Kegiatan P5 semester ini mengangkat tema tentang kearifan lokal, khususnya pengenalan permainan tradisional bagi siswa kelas 1, 2, 4, dan 5," ujar Dedi Suhendi, salah bidang kurikulum pada awak media, Jumat (14/3/25).
Meskipun secara formal hanya melibatkan kelas 1, 2, 4, dan 5, pihak sekolah tetap mengikutsertakan siswa kelas 3 dan 6 dalam kegiatan ini. Hal ini bertujuan agar semua siswa memiliki pemahaman yang sama terkait program P5 dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Jenis permainan tradisional yang dikenalkan meliputi enggrang, gatrik, dagongan, kakawihan, hingga olahraga tradisional lainnya.
"Untuk semester 1 sebelumnya, tema yang diangkat adalah hidup berkelanjutan. Anak-anak dikenalkan dulu dengan jenis-jenis permainan tradisional di Jawa Barat, seperti enggrang, dan kemudian mereka mencoba membuat serta memainkannya di pertemuan selanjutnya," jelas Dedi.
Dalam praktiknya, guru-guru turut serta mendemonstrasikan permainan tersebut kepada siswa.
"Permainan tradisional untuk kelas 1 dan 2 didemonstrasikan langsung oleh guru. Sementara kelas 4 dan 5 mempraktikkan olahraga tradisional di lapangan. Guru-guru yang memiliki pengalaman tentang bagaimana permainan itu dimainkan di masa lalu turut membimbing mereka," tambahnya.
Meski peralatan yang digunakan masih seadanya, pihak sekolah berupaya menyesuaikannya agar bisa digunakan dengan aman oleh siswa.
"Untuk peralatan, kami manfaatkan yang ada. Misalnya, untuk enggrang yang terlalu tinggi, kami potong agar sesuai dengan tinggi badan anak-anak," jelasbya.
Lebih lanjut, Bidang Kurikulum lainnya, Dewi Komariah mengungkapkan inisiatif ini juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi lomba olahraga tradisional di Cimahi, sekaligus mencari bibit atlet potensial.
"Kami ingin lebih siap dan bisa memunculkan potensi dari anak-anak," katanya.
Selain dari guru, tutor permainan juga melibatkan mahasiswa dari program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang sempat melakukan demonstrasi dan workshop di lapangan.
"Namun untuk kesehariannya, guru-guru tetap menjadi tutor. Ini juga menjadi kesempatan bagi guru untuk belajar kembali tentang permainan tradisional," ujarnya.
Menariknya, kegiatan ini tidak membebani siswa dalam hal biaya.
"Anggaran kegiatan kami manfaatkan dari apa yang ada, jadi tidak dibebankan kepada siswa," tegas Dewi.
Antusiasme siswa terhadap kegiatan ini pun sangat tinggi.
"Anak-anak sangat antusias dan senang, bahkan berebut untuk mempraktikkan permainan. Untuk kelas 1, misalnya, mereka sangat menikmati permainan tradisional seperti paciwit-ciwit lutung," ungkap Dewi.
Jenis permainan yang diperkenalkan disesuaikan dengan jenis yang sering dilombakan, dan terus ditambah sesuai kebutuhan dan minat siswa.
"Untuk kelas 1, permainan yang diajarkan adalah yang biasa dilakukan secara klasikal. Sementara untuk kelas yang lebih tinggi, seperti kelas 4 dan 5, mereka akan mencoba gatrik dan ke depan akan ada dagongan," tambahnya.
Namun, Dewi mengakui adanya tantangan dalam implementasi kegiatan ini, terutama terkait keterbatasan lahan bermain di lingkungan rumah siswa.
"Kami ingin anak-anak tidak hanya terfokus pada gadget. Tapi, tantangannya, lahan bermain yang sempit membuat anak-anak kesulitan mempraktikkan permainan tradisional di rumah. Seperti gatrik, yang membutuhkan ruang luas dan agak berisiko karena dipukul, jadi mereka hanya bisa mencoba di sekolah," tuturnya.
Dewi berharap kegiatan ini bisa memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi siswa, sekaligus menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal.
"Setidaknya mereka punya kenangan dan pengalaman tentang permainan tradisional yang bisa diceritakan, dan mungkin bisa dimainkan di rumah bersama keluarga," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :