MUI Prihatin Terkait Pengeroyokan Imam Masjid di Serang

MUI Prihatin Terkait Pengeroyokan Imam Masjid di Serang

MUI Prihatin Terkait Pengeroyokan Imam Masjid di Serang

CYBER88 | Jakarta -- Seorang imam masjid di Pontang, Kabupaten Serang, Banten, dikeroyok 3 orang pria yang tak terima diingatkan untuk meluruskan barisan dan pakaian saat hendak salat berjamaah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyampaikan keprihatinannya.

Seusai peristiwa ini, polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Tiga pelaku pengeroyokan, yakni MM (45), RY (58), dan SP (49), yang merupakan saudara kandung ditangkap di rumahnya di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Polisi mengungkap detik-detik pengeroyokan ini.

"Awal mula kejadian pada Jumat (25/3) saat salah satu pelaku MM sedang melaksanakan saolat Asar dan yang menjadi imamnya adalah korban. Kemudian korban menegur MM agar meluruskan barisan dan pakaian sholat, namun MM tidak terima dan menceritakan kejadian tersebut kepada RY dan SP," kata Kapolres Serang AKBP Yudha Satria di Serang, seperti dilansir dari Antara, Minggu (17/4/2022)

Selanjutnya, kata Yudha, di hari yang sama setelah selesai salat Maghrib, SP sudah menunggu di teras samping pintu masjid yang berlokasi di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. SP saat itu langsung menarik baju korban.

Kemudian tersangka RY langsung memukul bagian wajah korban dengan menggunakan tangan kosong sebanyak tiga kali. Selanjutnya, korban dipukul kembali oleh MM di bagian leher belakang sebanyak satu kali dan bagian punggung sebanyak satu kali.

Setelah itu, kata Yudha, SP langsung mencekik dari arah belakang dengan menggunakan siku tangan kanan. Setelah korban melepaskan cekikan tersebut, SP langsung memukul bagian wajah korban dengan menggunakan tangan kanan sebanyak satu kali. Setelah kejadian tersebut korban yang tidak terima langsung membuat Laporan Polisi ke Polres Serang pada Sabtu (26/3).

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan prihatin dengan kejadian pengeroyokan tersebut. Apalagi kejadian ini terjadi di bulan Ramadan.

"MUI sangat prihatin atas peristiwa ini karena momentum Ramadan seolah tak mampu menciptakan suasana yang ramah, penuh rasa silaturahmi di tempat ibadah seperti masjid. Tapi apa hendak dikata, ibarat nasi sudah jadi bubur, maka peristiwa ini harus jadi pembenaran berharga bagus semua pihak," ujar Amirsyah saat dihubungi, Sabtu (16/4/2022).

Selain itu, Amirsyah memberi pesan kepada imam masjid yang dikeroyok itu. Amirsyah meminta agar imam masjid bisa menegur secara santun, sehingga orang yang ditegur bisa menerima dengan baik.

"Di satu sisi, masjid harus mampu mewujudkan keindahan dan kebersihan dalam beribadah. Di sisi lain, pengurus masjid hingga imam mampu mewujudkan rasa kasih sayang dengan tegur sapa yang santun sehingga di antara jemaah yang diingatkan dapat menerima dengan baik," tuturnya.

Untuk itu, Amirsyah berharap peristiwa pengeroyokan ini tidak terulang. Dia ingin semua pihak menjaga ketertiban dan kesejukan di masjid.

"Berharap peristiwa ini ada hikmahnya. Sekaligus berharap kasus imam dikeroyok oleh 3 orang pria tidak terulang," jelas Amirsyah.

"Untuk mewujudkan suasana masjid yang bersih, sejuk, indah butuh kerja sama dan tanggung jawab semua pihak. Terlebih jemaah yang hadir di masjid diharapkan mampu menciptakan suasana beribadah yang khusyuk dan tawadu sehingga dapat menjadi contoh untuk mewujudkan Islam rahmatan lil'alamin," sambungnya. (Q)

Komentar Via Facebook :