Menekan Tindak Kekerasan, Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak Lakukan Talkshow Anti Kekerasan Berbasis Gender
CYBER88 | Bandung - Menekan angka tindakan kekerasan berbasis gender, komite solidaritas pelindung perempuan dan anak galakkan giatkan penganugerahan duta anti kekerasan berbasis gender dan kampanyekan talkshow anti kekerasan berbasis gender di BW room d'botanica (BTC) Jl. Dr. Djunjunan no 143-149 Bandung, Minggu, (19/03/2023).
Kegiatan ini diinisiasi jarena banyaknya laporan terhadap tindak kekerasan dan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat. Yang bertujuan agar tindakan kekerasan berbasis gender ini dapat terminimalisir kedepannya di Kota Bandung.
Hadir dalam kegiatan, KSPPA, Dinas DP3AP2KB, FKPA, FPMI, ORMAS Macan Siliwangi, Formasi Disabilitas, Inti Jabar, Dinas DP3A Kota Bandung.
Menurut Indri Hafsari stand with her inisiator selaku komite solidaritas pelindung perempuan dan anak Korwil Jabar menyampaikan," tindak kekerasan bagi perempuan dan anak itu bagaikan fenomena gunung es, terlihat tidak banyak namun pada kenyataannya ini sangat serius.
"Dalam hal ini tindakan kekerasan tidak hanya pada perempuan tapi pada laki-laki pun ini bisa terjadi tapi kekerasan secara psikisnya, kegiatan talkshow anti kekerasan berbasis gender ini adalah sebagai langkah awal dalam menekan angka tindakan kekerasan yang sering terjadi apalagi di Jawa Barat ini terhitung cukup agak tinggi," ujarnya.
Disisi lain Dra. Uum Sumiati, M.SI Kepala Dinas PPA Kota Bandung menyampaikan, " Kekerasan terhadap perempuan dan anak itu harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya untuk perempuan dan anak tapi gender laki-laki pun itu harus kita perhatikan karena seperti yang tadi telah disampaikan bagi laki-laki biasanya lebih ke psikisnya," ucapnya.
" Dalam pengawasan dan meminimalisir terjadinya kekerasan berbasis gender ini harus diperhatikan dari mulai pola asuh dilingkungan keluarga itu sendiri, karena pola asuh yang salah dan kebiasaan buruk itu dapat memicu berbagai kekerasan, dalam hal ini kami membuka perlindungan dan sarana konsultasi bagi mereka yang korban, tidak hanya itu pendampingan korban pun untuk mendapatkan keadilan akan kami kawal kedepannya," tegasnya.
Ia menambahkan, "Diberbagai kondisi masyarakat mudah-mudahan dibalik kegiatan ini bisa terus berlanjut dan tidak berhenti sampai disini, karena kondisi masyarakat itu dinamis dan kekerasan ini bisa terjadi dari berbagai hal tidak hanya bagi masyarakat menengah kebawah tapi masyarakat yang memiliki ekonomi menengah keatas dan memiliki pendidikan tinggi pun itu bisa terjadi kekerasan," ujarnya.
Untuk perempuan diharapkan bisa berdaya dalam kondisi keluarga.
"Sebagai perempuan domestik maupun perempuan yang bisa melakukan formal diluar, keluarga punya peran penting dalam pengasuhan anak, memperhatikan tumbuh kembang anak, mengenalkan anak sebelum ia berada dilingkungan luar bermain maupun disekolah, dan perlu diawasi apalagi banyaknya aksi informasi melalui perkembangan teknologi informasi banyak memberikan pengaruh yang di luaran sana apalagi menimbulkan kekerasan yang muncul pada anak, " tandasnya.
Komentar Via Facebook :