Diduga Dijadikan Ladang Bisnis, Komite dan Korlas SDN Cibabat Mandiri 1 Dinilai Tak Transparan Dalam Pungutan
.jpg)
CYBER88 | Cimahi - Pembatalan perpisahan yang akan dilaksanakan di gedung technopark Cimahi membawa kabar gembira bagi orang tua siswa di SDN Cibabat Mandiri 1 Cimahi.
Dimana, seluruh uang tabungan yang sempat dikumpulkan dikorlas dan uang iuran untuk ujian praktek siswa kelas 6 akhirnya dikembalikan untuk para orang tua dan di cover langsung oleh sekolah.
Namun hal ini masih menyimpan kekhawatiran mereka mengenai transparansi biaya yang dikenakan untuk Pembuatan Kaos Perpisahan , Buku Kenangan dan Kurikulum Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pasalnya biaya untuk pembuatan kaos, buku kenangan dan penampilan Pentas seni menurut beberapa orang tua siswa tidak jelas untuk alokasi anggarannya, dimana korlas menyatakan bahwa untuk pentas seni disatukan dengan perpisahan.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Sekolah SDN Cibabat Mandiri 1, Dewi Cahyanti, sempat berkelit bahwa kegiatan perpisahan tersebut murni keinginan siswa, yang ingin mengikuti jejak kakak kelasnya.
"Jadi pengen kaya kaka kelasnya dulu, itu uangnya pun orang tua yang nabung," ujarnya.
Namun, tekanan dari orang tua siswa tampaknya tak bisa dibendung. Dewi akhirnya memutuskan untuk membatalkan kegiatan perpisahan di luar sekolah.
"Kalau mau ada ya di sekolah, kalau tidak yang sesudah bagi raport lalu pulang," tegasnya.
Salah seorang orang tua yang memilih untuk tetap anonim menyatakan kebingungannya mengenai biaya tersebut.
Ia menilai bahwa pembiayaan untuk perpisahan, Kaos Perpisahan, Buku Kenangan, ujian praktik seharusnya dapat dijelaskan secara terbuka kepada orang tua.
“Kenapa ada anggaran biaya yang diakomodir oleh Korlas untuk ujian praktik dan P5 apalagi digrup WhatsApp Korlas mengatakan Bahwa mereka Mendapatkan tekanan dalam persiapan seluruh kegiatan?” ujarnya.
Selain itu, orang tua ini juga mengungkapkan ketidakterbukaan mengenai penggunaan dana yang sebelumnya dikumpulkan untuk acara perpisahan di Cimahi Technopark yang akhirnya dibatalkan.
"Saya mau minta uangnya, tapi katanya uang Techno sudah terpakai untuk membeli Tumbler dan diambil Sebagian oleh pihak sekolah, untuk DP pembuatan mendali," jelasnya.
Ia juga mengkritik ketidakjelasan rincian dana acara perpisahan yang sempat direncanakan di Technopark Cimahi, termasuk penggunaan uang Koas Rp.100 Ribu, buku kenangan Rp. 110 Ribu dan Rp50 ribu untuk taplak, goodie bag, dan coklat.
“Uang Rp250 ribu itu khusus untuk perpisahan, belum lagi biaya kaos dan keperluan lainnya,” tambahnya.
Meski acara perpisahan akhirnya dibatalkan, beberapa orang tua merasa lega karena dalam rapat, hanya sebagian kecil yang mendukung acara tersebut.
"Bahkan hanya 10 persen yang setuju, sisanya lebih senang jika tidak jadi diadakan," ungkapnya.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Ana Juliana, menegaskan bahwa kegiatan P5 seharusnya dilaksanakan tanpa membebani orang tua dengan biaya.
"P5 biasanya dilakukan tanpa biaya, kecuali jika ada keinginan untuk menampilkan sesuatu dengan seragam," ujarnya.
Ana juga menegaskan bahwa pengumpulan dana harus dilakukan dengan transparan dan sesuai dengan aturan yang berlaku, termasuk Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, yang menyatakan bahwa sumbangan harus bersifat sukarela.
Lebih lanjut, Ana mengingatkan agar komite sekolah dan Korlas selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam setiap kegiatan yang melibatkan dana.
"Jika ada biaya yang dipatok dan menjadi wajib, itu tidak diperbolehkan," tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam setiap keputusan yang diambil, dan menyarankan orang tua yang merasa keberatan untuk mengajukan pengaduan.
Ana menambahkan bahwa sumbangan dari masyarakat harus bersifat sukarela dan tidak boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, baik bagi komite sekolah maupun Korlas.
Komentar Via Facebook :