Aksi Jilid II Mahasiswa STAI Al-Kifayah di Bea Cukai Riau Ricuh, Massa Tuntut Transparansi Kasus Rokok Ilegal

Aksi Jilid II Mahasiswa STAI Al-Kifayah di Bea Cukai Riau Ricuh, Massa Tuntut Transparansi Kasus Rokok Ilegal

Aksi unjuk rasa Jilid II

CYBER88 | PEKANBARU — Kantor Wilayah Bea Cukai Riau kembali digeruduk oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Kifayah, Rabu (25/6/2025). Aksi unjuk rasa yang merupakan jilid kedua ini awalnya berlangsung damai, namun memanas dan berujung ricuh saat massa membakar ban di tengah kerumunan aksi sebagai simbol perlawanan.

Menurut salah satu peserta aksi, pembakaran ban tersebut merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja Kepala Bea Cukai Riau yang dinilai gagal dalam memberantas peredaran rokok ilegal di wilayah tersebut.

"Api ini adalah pertanda perlawanan kami terhadap bobroknya kepemimpinan Kepala Bea Cukai yang tidak becus menangani peredaran rokok ilegal," ujarnya.

Presiden Mahasiswa STAI Al-Kifayah, Pahot Matua, memimpin langsung aksi ini dan menyampaikan lima tuntutan penting kepada Kepala Kanwil Bea Cukai Riau dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Republik Indonesia. Pahot menegaskan bahwa surat tuntutan pertama yang telah dilayangkan sekitar tiga minggu lalu tidak mendapatkan tanggapan sama sekali dari pihak Bea Cukai.

“Kami mendesak agar pengembangan kasus rokok ilegal yang sedang ditangani Bea Cukai Kanwil Riau dibuka secara terang benderang kepada publik. Tangkap para mafia rokok ilegal yang hingga kini masih bebas beroperasi,” tegas Pahot dalam orasinya.

Selain menyampaikan tuntutan, mahasiswa juga mengeluhkan sikap tidak kooperatif dari perwakilan Bea Cukai Riau. Mereka menyayangkan ketidakhadiran Kepala Kanwil Bea Cukai Riau dalam aksi tersebut, padahal sebelumnya pihak Bea Cukai berdalih bahwa pimpinan sedang cuti.

“Sudah dua kali kami datang, dan dua kali pula kami dibohongi. Kemarin alasannya cuti, tapi hari ini pun beliau tidak muncul juga. Padahal seharusnya masa cutinya sudah berakhir,” ujar salah satu orator aksi.

Massa yang semakin emosi akhirnya menerobos masuk ke area gerbang kantor untuk mencari keberadaan kepala kantor Bea Cukai Riau. Aksi pun berlanjut dengan pembacaan surah Al-Fatihah secara bersama-sama, yang diharapkan dapat menyentuh hati pihak Bea Cukai.

"Mungkin ini bentuk ikhtiar kami. Semoga dengan Al-Fatihah, hati Kepala Bea Cukai Riau bisa terbuka untuk benar-benar memberantas rokok ilegal," lanjut peserta aksi.

Adapun lima poin tuntutan mahasiswa adalah sebagai berikut:

  1. Mendesak Bea Cukai Kanwil Riau membuka secara transparan kasus peredaran rokok ilegal kepada publik.
  2. Meminta Dirjen Bea Cukai RI melakukan operasi khusus di wilayah Riau karena diduga ada permufakatan jahat oknum Bea Cukai dengan mafia rokok ilegal.
  3. Menuntut Bea Cukai Riau segera menangkap para pelaku mafia rokok ilegal yang meresahkan dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
  4. Meminta Kepala Bea Cukai Riau untuk mengundurkan diri jika tidak mampu memberantas rokok ilegal di wilayahnya.
  5. Mendesak Dirjen Bea Cukai RI untuk mengevaluasi Kepala Kanwil Bea Cukai Riau atas dugaan kegagalan menjalankan amanah negara.

Menutup aksi, Pahot Matua menyampaikan bahwa surat tuntutan tidak akan diserahkan kepada perwakilan yang dianggap tidak representatif.

“Surat tuntutan ini tidak akan kami serahkan kepada mereka yang hanya jadi perantara. Kami yakin surat ini hanya akan berakhir di tong sampah. Kami akan terus mengawal kasus ini dan akan kembali dalam 1x72 jam,” pungkas Pahot dalam orasi penutupnya.

Jika Anda ingin versi untuk publikasi pers cetak atau online dengan gaya berbeda (opini, investigasi, feature), saya bisa bantu sesuaikan.

Komentar Via Facebook :