KH. Syamsuddin Asyrofi: Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Sinergikan Teknologi dan Alam

KH. Syamsuddin Asyrofi: Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Sinergikan Teknologi dan Alam

CYBER88 | KLATEN — Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten, KH. Syamsuddin Asyrofi, menegaskan bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus dilakukan melalui sinergi antara teknologi dan alam.

Hal itu disampaikan Syamsuddin Asyrofi usai rapat koordinasi penyiapan penyemprotan tanaman padi menggunakan teknologi drone, Jumat (10/10/2025), di kantornya. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara FKUB Kabupaten Klaten dan PT Agro Maha Sida Jakarta.

Menurut rencana, penyemprotan akan dilaksanakan di Victoria Garden, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, pada Sabtu (11/10/2025). Acara ini juga akan menghadirkan sejumlah petani muda serta pegiat pertanian di wilayah Klaten.

Syamsuddin menjelaskan bahwa penerapan teknologi dalam pertanian bertujuan untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, dan berkelanjutan.

“Teknologi ini meliputi pertanian presisi dengan penerapan IoT, drone, dan sensor, pengembangan tanaman unggul dan pangan alternatif, biofortifikasi, teknologi iradiasi, pengolahan panas rendah, serta pemanfaatan big data untuk manajemen rantai pasok,” jelasnya.

Ia menambahkan, penerapan teknologi pertanian modern bertujuan meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi limbah, dan menciptakan sistem pangan yang tangguh terhadap perubahan iklim serta tantangan global lainnya.

“Kunci teknologi ketahanan pangan adalah Pertanian Presisi (Smart Farming), yakni penggunaan sensor, GPS, drone, dan Internet of Things (IoT) untuk memantau serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida, sehingga produktivitas meningkat,” ujar Syamsuddin.

Sementara itu, Ir. Sunarso, ahli pertanian dari FKUB Kabupaten Klaten, menambahkan bahwa pengembangan varietas unggul merupakan langkah strategis dalam menciptakan tanaman yang tahan terhadap penyakit, cuaca ekstrem, dan memiliki kandungan gizi lebih tinggi melalui proses biofortifikasi.

“Selain itu, pengembangan makanan nabati, daging alternatif, dan produksi daging di laboratorium menjadi solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari peternakan tradisional,” jelasnya.

Sunarso juga menyoroti penerapan teknologi untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan pangan, salah satunya dengan metode radiasi yang aman.

“Pemanfaatan Big Data dan IoT juga penting untuk memprediksi permintaan pasar, mengelola inventaris, serta memantau kualitas dan kondisi penyimpanan pangan,” tambahnya.

Selain itu, teknologi pengolahan panas rendah dinilai efektif untuk mempertahankan nutrisi dan cita rasa makanan, didukung dengan teknik pengemasan modern agar daya tahan produk meningkat.

“Manfaat utama teknologi ketahanan pangan adalah meningkatkan produktivitas, yaitu menghasilkan lebih banyak pangan dengan input yang lebih sedikit,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa semua pihak harus berkomitmen untuk mengurangi pemborosan air, energi, dan bahan baku lainnya, sekaligus memastikan produk pangan yang dihasilkan aman, berkualitas, bergizi, serta ramah lingkungan guna menjamin ketersediaan pangan jangka panjang.(Agus STP)

 

Komentar Via Facebook :