Banjir di beberapa ruas jalan kecamatan Binawdiya, Hasanul Arifin pertanyakan dana APBD 2021
Ketua DPD LSM GEMPUR Riau Kesal, Sebut Edi Suherman Harus Bekerja Dengan Nurani dan Penglihatan Yang Jelas

Ketua DPD LSM GEMPUR Hasanul Arifin saat berada di lokasi banjir kec. Binawidya (ist)
CYBER88 | Pekanbaru - Kota Pekanbaru Kota Berkuah. Selama 10 tahun, mantan orang nomor 1 Kota Pekanbaru walikota Firdaus dimata masyarakat Riau hanya menjadi pajangan alias tidak ada sumbangsih nyata selain menambah keruwetan tata kota Pekanbaru. Rabu, (25/05/22).
Hal itu disampaikan ketua DPD LSM GEMPUR Riau Hasanul Arifin kepada beberapa kru media di kantornya.
Selain titik kota yang selalu banjir setiap hujan turun, beberapa ruas jalan di Kecamatan Binawidya dibawah asuhan Camat Edi Suherman yang juga sebagai keponakan Firdaus menjadi daerah berkuah.
"Kinerja beberapa aparatur sipil negara di kota Pekanbaru ini tidak becus. Kenapa saya sampaikan itu? Anggaran yang dicanangkan si Firdaus selama menjabat sebagai walikota berjumlah Miliyaran rupiah untuk satu kecamatan. Namun banjir selalu ada. Kemana anggaran itu? Dan apa yang sudah di perbuat Firdaus selama dia menjabat walikota terhadap banjir dan sampah? Nothing. Hanya duduk manis, Plesiran ke Mesir menggunakan dana APBD dan mungkin untuk mengenyangkan perut kroni kroninya selama dia menjabat," bebernya dengan kesal.
Bung Arif pun menyampaikan hal yang sama kepada camat Binawidya Edi Suherman.
"Bapak Edi Sue (panggilan Edi Suherman,red) juga aneh. Edi Suherman seharusnya bisa bekerja menggunakan nurani dan penglihatan yang jelas. Banjir di beberapa ruas jalan, sampah menumpuk di got got, dana untuk itu ada. Musrenbang pun ada dilakukan, tapi hasil dari itu apa? Lalu dana yang di kucurkan itu kemana? Janganlah membodohi masyarakat dengan ucapan manis.
Jika dihitung secara global dan dengan data yang saya punya, dana tersebut bisa mencapai puluhan Miliar rupiah. Bayangkan, puluhan Miliar bisa bangun kota atau daerah yang bersih.
Saya tadi terjun langsung karena curhatan masyarakat terkait banjir yang membuat kemacetan atau lubang yang bisa sewaktu waktu ancam keselamatan nyawa pengguna jalan. Apa Edi Sue berfikir sampai kesitu? Saya rasa tidak.
Dia enak bawa mobil full ac yang di fasilitas oleh dana APBD lengkap dengan supir, aktifitas sana sini dan semua operasionalnya di bebankan ke APBD .
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan perubahan kedua dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Keuangan Daerah pada Bab I Ketentuan Umum Bagian Ketiga Azas Unum Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat.
Saya rasa Edi Sue itu tidak pernah merasakan kulitnya terbakar sinar matahari, dorong motor yang mogok, atau bahkan sepatu mahalnya tidak pernah terinjak lumpur.
Beberapa daerah ruas jalan Simpang Baru kecamatan Bimawidya seperti Jl. Dahlia, Jl. Bambu Kuning, Rt 03 dan RT 10 berkuah. Siapa yang harus bertanggung jawab akan hal itu? Kalau tidak sanggup memangku amanat rakyat, silahkan kibarkan bendera putih. Karena kota Pekanbaru harusnya cikal bakal kota yang bersih dari banjir seperti penghargaan yang pernah di terima Firdaus. Atau saya indikasi kan bahwa penghargaan itu hanya simbolis?
Jadi sekali lagi kepada bapak Camat Edi Sue, banjir dan sampah dengan dana miliaran tidak ada lagi di kecamatan Binawidya. Jika tidak sanggup, estafet kan kepada yang lain dan silahkan duduk manis menikmati segelas kopi dirumah bersama istri tercinta," tukasnya
Saat kru media mencoba menghubungi bapak Edi Suherman via pesan dawai WhatsApp, kembali pesan WhatsApp tidak dibaca.
Komentar Via Facebook :