Langkah Awal Pembangunan, Lurah Grogol Ciptakan Irama Kerja Baru

Langkah Awal Pembangunan, Lurah Grogol Ciptakan Irama Kerja Baru

CYBER88 | Cilegon – Permasalahan terkait sampah memang menjadi isu nasional yang tak terbantahkan. Khususnya di dataran rendah, sampah menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Bahkan, sebagian wilayah kerap kali menjadi kambing hitam atas dampak akan adanya penumpukan sampah yang tidak terkendali.

Warga Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten, bertahun-tahun mengeluhkan dampak atas efek samping dari tidak terkendalinya penumpukan sampah. Hal ini pun terkadang dibarengi dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Berkali-kali pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait masalah ini. Meski begitu, tidak dibarengi dengan penyediaan fasilitas yang memadai untuk mengendalikan sampah oleh pihak pemerintah sendiri. Hingga masyarakat meminta untuk dibuatkannya bak penampungan sampah.

Belum genap sebulan mengabdi di Kelurahan Grogol sebagai Lurah, Firman Yudha Nugroho menyambut baik aspirasi masyarakatnya hingga tidak butuh waktu lama, terparkir 2 kontainer sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon di 2 lokasi berbeda. Yang tentu saja, ini menjawab apa yang diharapkan masyarakat setelah penantian panjangnya.

Dari 5 titik lokasi yang diajukan, sementara ini baru terpenuhi untuk 2 lokasi, yakni di Ciore Wetan dan di Ciore Jaya. Yang mana ini dianggap warga cukup baik, sebab menurut Dinas Lingkungan Hidup yang menangani bidang sampah, hanya disediakan 1 kontainer untuk setiap kelurahannya karena keterbatasan armada.

Sebelumnya, warga mengajukan pengadaan kontainer sampah kepada Ketua RT dan RW untuk mengurangi risiko banjir dan bau tidak sedap yang ditimbulkan sampah yang basah ketika hujan. Terbatasnya lahan di wilayah tersebut, juga pertimbangan efek bau yang ditimbulkan, diputuskanlah lokasi yang paling ideal yang kebetulan lahan tersebut kosong, jauh dari pemukiman, juga milik pemerintah agar dapat dimanfaatkan warga.

Tidak butuh waktu lama, Lurah Firman mengupayakan hal tersebut dan mendapat respon baik dari Dinas LH dan UPT Sampah Wilayah III. Bahkan, lebih cepat dari estimasi yang ditentukan.

Kemudian hal ini mendapat respon positif dari warga, dimana upaya responsif yang dilakukan lurah muda ini mempengaruhi animo warga untuk tanggap akan lingkungan. Meski demikian Firman menampik bahwa hal ini bukan semata karena upayanya seorang, melainkan tidak terlepas dari peran staf Kelurahan Grogol bersama para Ketua RT dan RW yang pro-aktif untuk memberikan input terhadap kinerja pemerintah, khususnya kelurahan.

Seperti halnya Sanuri, salah satu Ketua RW setempat yang mengungkapkan apresiasinya. Sebab selama bertahun-tahun berperan aktif di lingkungan, baru saat ini aspirasinya terlaksana hanya dalam hitungan hari.

Kendati demikian, Sanuri bersama para Ketua RT dan RW lainnya tetap berupaya semaksimal mungkin mewakilli apa yang dikeluhkan warganya sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Cilegon khususnya Kelurahan Grogol yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Dirinya menambahkan, kerja cepat yang dilakukan lurah membawa dampak baik bagi para pengurus RT dan RW untuk mengikuti irama kerja yang sama demi mendorong pembangunan di Kelurahan Grogol secara bertahap.

Senada dengan hal tersebut, Muhtar dan Khasar selaku Ketua RT 4 dan RT 2 menanggapi serupa. Mereka berharap ini menjadi langkah awal untuk membangun daerahnya. Dimana, Kelurahan Grogol sebelumnya menjadi satu dengan Kotasari sebelum akhirnya dilakukan pemekaran. Namun, Kotasari bisa lebih maju ketimbang Grogol yang bahkan sebagai induknya.

Maka dari itu, ia berharap hal ini dilakukan secara konsisten untuk mendukung perkembangan di Grogol. Dimulai dari pembenahan sampah, kemudian disusul dengan infrastruktur untuk penunjang perekonomian masyarakat. 

Atas hal ini, Lurah menyampaikan kepada RT dan RW untuk dapat menjadi wadah bagi masyarakat sebagai perpanjangan tangan dari Kelurahan Grogol agar dapat selalu terhubung dengan seluruh masyarakat.

Selain itu, salah satu petugas UPT Sampah Wilayah III, Suhandi saat diwawancarai mengimbau masyarakat untuk membuang sampah di tempat yang telah disediakan agar mempermudah para petugas untuk mengangkut, juga menegaskan untuk tidak membakar sampah yang dikhawatirkan akan memicu kebakaran dan polusi udara.

Komentar Via Facebook :