Bey Machmudin Pj Gubernur Jabar, Apresiasi DAMAS di Milangkala Ke-68
CYBER88 | KOTA BANDUNG - Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) merayakan syukuran Milangkala ke-68 dan Konferensi Pers Lomba Kereta Peti Sabun (LKPS) Ke-XI tahun 2024 di Gedung Pakuan Jl. Cicendo No.1 Kota Bandung, Sabtu (16/11/2024).
Milangkala DAMAS ke-68 jadi momen penting memperingati perjalanan panjang DAMAS sejak berdiri 14 Oktober 1956, acara menampilkan berbagai atraksi kesenian Sunda dan orasi ilmiah ketahanan pangan dengan tajuk “Tantangan dan Solusi di Era Globalisasi” oleh Dr. Ir. RA. Hangesti Emi Widyasari, M.Si. (Prodi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Sekolah Vokasi IPB University).
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, sangat mengapresiasi Damas sebagai organisasi mahasiswa yang cukup tua di Indonesia, yang terbentuk dan berfokus pada hal-hal pelestarian kebudayaan Sunda.
"Hari ini saya sangat semangat dan mengapresiasi Damas mengadakan acara ulang tahun yang ke-68. Tidak mudah mempertahankan sebuah organisasi kebudayaan untuk bertahan sampai 68 umurnya dan ini sangat baik sekali," kata Bey.
Tidak banyak organisasi yang mampu bertahan selama 68 tahun. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan arus budaya asing, Damas terus menjadi inspirasi bagi organisasi kemahasiswaan lainnya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
”Semoga Damas tetap sukses dan konsisten mengangkat harkat budaya Sunda untuk kebesaran Indonesia dan dunia. Selamat Milangkala DAMAS ke-68. DAMAS Digjaya,” tuturnya.
Terkait ajang LKPS ke-XI 2024, yang akan digelar pada 14-15 Desember 2024 di Sabuga ITB, Kota Bandung, kata Bey membuktikan bahwa tanah Pasundan selalu menghadirkan program-program yang kreatif dan melegenda.
“Kami menyambut baik Lomba Kereta Peti Sabun ini yang sangat melegenda di Jawa Barat dan saya juga pernah ikut tahun 1982. Kami akan mendukung karena kami ingin (LKPS 2024) kalau bisa sampai nasional, nanti pesertanya dari luar Jawa Barat,” ucapnya.
Bey pun bercerita pada saat mengikuti LKPS pada tahun 1982, ia waktu itu bergaya layaknya pembalap Mobil Formula 1 (F1) dengan menggunakan helm dan seragam pembalap lengkap.
“Saya juga ingin ikut, mudah-mudahan ada waktu ya, karena saya peserta tahun 1982. Waktu itu gagah seperti pembalap F1 karena menggunakan wearpack, walaupun sebetulnya baju bengkel, juga pakai helm,” ungkapnya.
Apabila kegiatan LKPS ini mendapat respons positif dari masyarakat, Bey berencana akan menyediakan arena khusus agar menjadi destinasi wisata di kota Bandung.
“Kalau misalnya nanti ramai dan ada tempat, kita kembangkan menjadi sebuah tempat wisata,” kata Bey.
“Sekarang acaranya di Sabuga, mudah-mudahan penonton juga bisa banyak di situ, dan bagi warga Bandung jangan lupa tanggal 14 dan 15 Desember 2024 ada lomba kereta peti sabun, hayu urang gorolongkeun,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri Aim Nursalim Saleh (Sesepuh Puseur KADAMAS VI), Nana Betti Horstink (Ketua Panitia LKPS XI) dan Adrie Harsala (Ketua Divisi Race LKPS XI).
Juga hadir tokoh-tokoh Sunda, Akademisi, Pemerintah, Pengusaha dan Media, diantaranya Prof. Dr. H.M Didi Turmudzi, M.Si (Ketua Umum Paguyuban Pasundan), Dr. Ir. R.A. Hangesti Emi Widyasari, M.Si (Dosen IPB), Dian Hendrayana (Dosen UPI), Ceu Popong (Mantan anggota DPR RI), Yuswana (Disparbud Jabar), Asep Ruslan (Presiden Paguyuban Asep Dunia), Maman Rachman Wangsaatmadja (Dewan Pangaping Kadamas), Mansur Ahmad, Tom Rusamsa (Dewan Pangaping Kadamas), Hendi Koncara (Sesepuh Puseur KADAMAS V), Agung Suryamal (Mantan Ketum Kadin Jabar), Mugi Sudjana (Ketum Ormas BBC), Roza Rahmadjasa Mintaredja (Arsitek Sunda & Lembaga Adat Karaton Padjadjaran) dan tamu undangan lainnya.
Sejarah Lahirnya Organisasi DAMAS
Di Jawa Barat, tahun 1952 menjadi tonggak pertama lahirnya organisasi pemuda yang berbasis kedaerahan. Muncul organisasi Mitra Sunda, lalu Nonoman Sunda, dan kemudian muncul organisasi-organisasi pemuda Sunda lainnya.
Organisasi pemuda berbasis Kesundaan tidak hanya lahir di Bandung, tetapi juga di Bogor, bahkan Jakarta. Penggerak organisasi pemuda di berbagai daerah di Jawa Barat adalah mereka yang berstatus mahasiswa.
Para mahasiswa yang tersebar di berbagai perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat dan Jakarta memiliki suatu keinginan yang besar yaitu menginnginkan berdirinya suatu perguruan tinggi yang dapat dijadikan tempat menuntut ilmu bagi para pemuda Sunda.
Keinginan tersebut muncul karena mahasiswa yang menuntut ilmu di Fakultas Teknik dan Perguruan Tinggi Pendidikan guru yang berasal dari Jawa Barat yang merupakan tuan rumah sedikit.
Tahun 1956 muncul gagasan untuk mendirikan suatu organisasi pemuda Sunda yang dapat mewadahi organisasi-organisasi yang ada dalam sebuah organisasi yang berbasis mahasiswa di Jawa Barat. Usaha menuju pembentukan organisasi mahasiswa kemudian digulirkan oleh beberapa mahasiswa di Bandung. Hasilnya pada tanggal 14 Oktober 1956 berdiri sebuah organisasi mahasiswa yang berbasis mahasiswa Sunda dengan nama Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS). (PAD)
Komentar Via Facebook :