Aset Negara Diduga Dijadikan Sumber Pungli, Komentar Pihak Sekolah Demi Kebaikan Semua

Aset Negara Diduga Dijadikan Sumber Pungli, Komentar Pihak Sekolah Demi Kebaikan Semua

CYBER88 | Bandung Barat - Besar atau kecilnya pungutan tidak ada istilah lain tetap saja namanya Pungli. Seperti yang terjadi di SMAN 2 Padalarang Kabupaten Bandung Barat selama dari tahun 2024 kemarin sampai sekarang siswa-siswi harus membayar sebesar Rp. 500/lembar untuk ngprint atau fotocopy di perpustakaan Sekolah. 

Tercatat jumlah siswa sebagai pelanggan hampir 1000 siswa sehingga dapat dibayangin berapa penghasilan perpustakaan tersebut. 

Dengan menyediakan tiga mesin printer pihak pengelola sibuk melayani para pelanggan yang notabene siswa-siswi SMAN 2 Padalarang yang rata-rata per siswa bisa ngprint sampe 5-10 lembar. 

Padahal printer tersebut dibeli dengan uang negara bukan dari uang pribadi kepala sekolah atau guru yang seharusnya menjadi fasilitas bagi siswa-siswi tersebut untuk menunjang pembelajaran di Sekolah. 

Ketika ditanyakan kepada pengelola perpustakaan yang merangkap seorang guru, Ayu menyampaikan kepada cyber88.co.id bahwa dia baru ditugaskan pada bulan Januari ini. 

Saya sudah menyampaikan apakah tidak lebih baik hal ini dikelola oleh koperasi sekolah untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, namun Kepala Sekolah tetap dengan kebijakannya, terang Ayu. 

Karena memang di koperasi tempatnya sempit hanya 1,5x2 meter dan hanya ada 1 printer sehingga tidak memadai untuk melayani pelanggan, ujarnya pula. 

Hasil atau pendapatan dari printer ini kami belanjakan untuk buku-buku novel untuk menambah perbendaharaan perpustakaan ini," imbuhnya.

Ini jelas berbanding terbalik dengan laporan dana BOS tahun 2024 bahwa sekolah ini menghabiskan Rp. 1miliyar lebih untuk pemeliharaan sarana prasarana ditambah pembelanjaan buku menurut pengakuannya namun ketika dimintai bukti mereka tidak dapat memperlihatkannya.

Salah seorang staf humas menyampaikan bahwa ini dilaksanakan demi kebaikan semua diantaranya siswa tidak perlu keluar untuk fotokopy atau ngprint karena sudah tersedia di sekolah, kami pun pihak sekolah tidak usah sibuk mengawasi siswa, jelasnya. 

Namun yang jadi pertanyaan kenapa tidak dikelola oleh pihak koperasi, karena ketika ditanyakan apakah koperasi tersebut aktif, dia bilang aktif tapi kantor koperasi tersebut terlihat kumuh seperti sudah lama tidak difungsikan dan tidak terawat.

Untuk memastikan pernyataan ini cyber.co.id mencoba kembali menghubungi wakasek humas Ahmad Syarief namun ternyata saluran handphone dan WA Jurnalis telah diblokir, (30/01). (Yus')

Komentar Via Facebook :