Kelurahan Gerem Gelar Sosialisasi Kelurahan Sehat: Fokus Tangani Balita Kurang Gizi dan Ibu Hamil Berisiko

Kelurahan Gerem Gelar Sosialisasi Kelurahan Sehat: Fokus Tangani Balita Kurang Gizi dan Ibu Hamil Berisiko

Lurah Rahmadi Ramidin di tengah para kader di giat sosialisasi kesehatan. 18/6/2025.

CYBER88 | CILEGON — Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil, Kelurahan Gerem bersama UPTD Puskesmas Grogol menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Kelurahan Sehat. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025 dan difokuskan pada penanganan kasus balita kurang gizi serta ibu hamil risiko tinggi (RESTI).

Lurah Gerem, Rahmadi Ramidin, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), terutama para kader posyandu dan ibu-ibu PKK, dalam meningkatkan pemahaman mengenai gizi dan pola asuh yang benar.

“Kegiatan hari ini adalah sosialisasi Kelurahan Sehat, yang secara khusus membahas tentang balita kurang gizi dan ibu hamil yang masuk kategori berisiko tinggi. Kami ingin memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para kader agar bisa menjadi ujung tombak edukasi di masyarakat,” ujar Rahmadi, Selasa (17/6/2025).

Ia menjelaskan, sosialisasi ini merupakan bentuk dukungan terhadap program nasional untuk menurunkan angka stunting dan menciptakan Generasi Emas 2045.

“Dengan bekal pengetahuan yang tepat, kita berharap para kader dapat berperan aktif dalam pencegahan stunting sejak dini. Ini adalah kontribusi nyata kita dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh,” tambahnya.

Rahmadi juga menyampaikan bahwa pada tahun lalu, tercatat sebanyak 35 anak mengalami stunting dari total 114 anak yang terdata di wilayah Gerem. Saat ini, pihak kelurahan masih menunggu data resmi terbaru dari Puskesmas untuk semester pertama tahun 2025.

“Namun kami optimis, dengan kerja sama semua pihak, angka stunting di wilayah kami akan terus menurun,” tegasnya.

Sementara itu, Nurjanah, ahli gizi dari Puskesmas Grogol yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, menjelaskan kaitan erat antara kondisi gizi ibu hamil dengan gizi balita. Ia menyebutkan bahwa banyak kasus balita kurang gizi berasal dari ibu hamil RESTI, yaitu mereka yang terlalu muda, terlalu tua, atau memiliki riwayat penyakit tertentu.

“Gizi selama kehamilan sangat menentukan kondisi bayi. Berat badan ibu yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi bisa menjadi faktor risiko,” jelasnya.

Nurjanah juga menguraikan sejumlah penyebab utama gizi kurang pada anak, seperti. MPASI Gagal, Banyak ibu muda tidak memahami pemberian MPASI yang tepat sesuai usia anak. Pengenalan Makanan Tidak Sesuai dimana anak-anak diperkenalkan terlalu dini pada makanan tinggi rasa seperti kerupuk dan makanan berbumbu.. Pola Asuh Kurang Tepat, Anak yang diasuh oleh nenek atau pengasuh cenderung diberi makanan ringan yang tidak bernutrisi.dan terakhir Pemberian Susu yang Tidak Sesuai, Anak di bawah dua tahun diberi susu UHT yang sebenarnya tidak disarankan.

Ia pun mengimbau para orang tua agar membaca informasi dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dan mengikuti panduan pemberian makanan, termasuk membatasi gula, garam, dan lemak sesuai usia anak.

“Orang tua harus memperhatikan kandungan gizi dari makanan dan minuman yang diberikan, baik untuk balita maupun untuk ibu hamil. Gizi seimbang adalah kunci utama mencegah stunting,” pungkasnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber, yang menunjukkan antusiasme tinggi dari para kader posyandu dan ibu PKK dalam memahami peran mereka dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Komentar Via Facebook :